Nasional Pertamina evakuasi 80 warga ke tempat aman. Minggu, 14 November 2021 0:42. Festival Pecinta Kucing. Minggu, 14 November 2021 0:13. Pakar sebut LPP TVRI harus mampu menggaet generasi Z. Minggu, 14 November 2021 0:11. Pertamina: Tangki yang terbakar di Cilacap telah dilokalisasi.
TEMPOInteraktif, Denpasar - Pembangunan infrastruktur pariwisata tidak hanya menghasilkan kemajuan ekonomi bagi Bali, tetapi juga ditenggarai telah merusak lingkungan Pulau Dewata itu.. Hal ini terungkap dalam diskusi bertema "Ironi Pulau Surga, Meneropong Lingkungan Hidup" yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Daerah Bali di Wantilan DPRD Bali, Denpasar, Senin 6
Pariwisatamerupakan sektor yang menjanjikan dapat memberikan manfaat pembangunan yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat. Secara global, pariwisata dikenal karena keterkaitan yang kuat dengan sektor ekonomi lainnya. Pariwisata mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup besar bagi kaum muda dan perempuan, sekitar 49% karyawan
Melihatbanyak tempat pariwisata yang ada di Indonesia, tentu awalnya semua tempat tersebut mendapat perawatan yang sangat-sangat ekstra. Akan tetapi, tindakan awal dari pembentukan tempat wisata tersebut adalah tindakan yang merusak lingkungan. Karena awalnya tempat tersebut belum terjamah oleh manusia, dalam hal ini masih sangat alami.
. Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat orang menyadari pentingnya kegiatan pariwisata berkelanjutan. Wisata berkelanjutan artinya aktivitas pariwisata yang tidak mengeksploitasi alam, melindungi ekosistem, dan menghormati apa yang ada survei Tren Wisata Berkelanjutan dari layanan perjalanan daring, Agoda menunjukkan sudah mulai tumbuh kesadaran untuk tidak mengeksploitasi alam demi pariwisata. "Survei ini menangkap pesan sederhana yang bisa kita lakukan demi aktivitas wisata berkelanjutan. Ada tanggung jawab pada perilaku setiap wisatawan," kata John Brown, Chief Executive Officer Agoda dalam keterangan menjelaskan, temuan survei yang diumumkan seiring dengan Hari Lingkungan Dunia 2021 yang diperingati setiap 5 Juni. Survei ini mengungkap tiga dampak eksploitasi pariwiata atau overtourism terhadap alam. Implikasi pertama adalah pencemaran pantai dan jalan air atau waterway. Kedua, deforestasi, dan ketiga pemborosan energi, di antaranya pemakaian listrik dan air yang Tren Wisata Berkelanjutan Agoda yang berlangsung pada 10 - 28 Mei 2021 secara daring ini diikuti oleh responden dari 14 negara. Sebagian besar responden menyatakan pemerintah adalah pihak yang paling bertanggung jawab untuk membuat perubahan demi menjadikan pariwisata wisatawan memakai masker dan menjaga jarak. Dok. Kementerian PariwisataResponden dari Indonesia dan Inggris yang paling banyak menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah, ini. Porsinya masing-masing 36 persen. Diikuti responden asal Cina dengan 33 persen, Australia 28 persen, dan Malaysia 27 persen.Iklan Dalam survei itu juga terungkap bagaimana cara membangun pariwisata berkelanjutan atau ramah lingkungan. Setidaknya ada dua metode yang dapat ditempuh, yakni membuat lebih banyak kawasan terlindungi atau protected areas untuk membatasi jumlah wisatawan. Kedua, menghilangkan penggunaan perlengkapan mandi sekali wistaawan, salah satu cara mencegah overtourism di suatu tempat adalah dengan mengunjungi destinasi wisata yang jarang dikunjungi. Setahun belakangan ini, Brown menyatakan, Agoda mendeteksi peralihan pola perjalanan dengan mengeksplorasi tempat-tempat yang tidak begitu dikenal."Perubahan pola ini tak hanya membantu pengusaha hotel independen dan penyedia akomodasi yang mengandalkan dolar dari wisatawan, namun juga bisa mengurangi beban lingkungan pada kawasan yang terlalu padat pengunjung," katanya. Perubahan pola perjalanan pariwisata ini juga dipicu kian banyaknya wisatawan domestik, ketimbang jugaWisatawan Dadakan Muncul di Masa Pandemi Covid-19, Siapa Mereka?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada dasarnya, kehidupan sosial di lingkungan masyarakat memiliki sifat dinamis. Artinya, adalah di dalam kehidupan masyarakat selalu terjadi perubahan, tidak berhenti di situ-situ saja. Perubahan-perubahan yang terjadi itu bisa berupa perubahan kecil sampai dengan perubahan besar, serta perubahan tersebut juga memberikan dampak yang besar. Dilansir dari perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dimana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosial, sikap, nilai, serta pola perilaku seseorang dalam kelompok. Setiap orang atau masyarakat pasti mengalami perubahan dalam komunitas dan juga lingkungan dengan perubahan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat tentu saja dapat membentuk suatu akibat. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulangi akibat yang terjadi ini, dibutuhkannya komunitas-komunitas tertentu yang berperan sebagai penggerak untuk melakukan suatu perubahan khususnya dalam bidang lingkungan. Dalam Pratama 2020, dijelaskan bahwa perubahan sosial terjadi karena akibat dari adanya ketidakpuasan sekelompok masyarakat karena suatu kondisi sosial yang berlaku pada masa-masa tertentu sehingga dapat memengaruhi mereka sekelompok masyarakat secara pribadi. Berkaitan dengan perubahan sosial tersebut, kita dapat melihat contoh dalam hal pariwisata di Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya begitupun dalam bidang pariwisatanya. Telah banyak tempat-tempat wisata yang di buka ditengah pandemi saat. Namun pembukaan tempat wisata ini juga harus mengikuti izin dan prosedur akan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh banyak tempat pariwisata yang ada di Indonesia, tentu awalnya semua tempat tersebut mendapat perawatan yang sangat-sangat ekstra. Akan tetapi, tindakan awal dari pembentukan tempat wisata tersebut adalah tindakan yang merusak lingkungan. Karena awalnya tempat tersebut belum terjamah oleh manusia, dalam hal ini masih sangat alami. Sejak dijadikan sebagai tempat wisata, tempat tersebut semakin lama menjadi tidak terlalu diperhatikan. Pengelola dari tempat pariwisata tersebut mungkin masih memerhatikan terkait kebersihan tempat wisata tidak lebih mendalam, terkait penanaman pohon jika tempat wisata tersebut awalnya terdapat banyak pepohonan, selain itu kurangnya pengetahuan akan pemilahan sampah pada tempat wisata tersebut. Adapun contoh-contoh lain diantaranya seperti membersihkan atau mencuci tangan menggunakan bahan kimia di alam terbuka dapat merusak ekosistem. Maksudnya adalah ketika mencuci tangan, kita harus melihat terlebih dahulu dimana tempat kita berada jangan asal cuci tangan. Hal ini karena dengan mencuci tangan menggunakan sabun di sembarang tempat, maka limbah dari air sabun tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar baik itu bagi tumbuhan ataupun ikan-ikan dilaut. Aktivitas wisata lain yang dapat merusak lingkungan adalah keramaian. Dimana terdapat tempat-tempat yang akhirnya menjadi viral, berdasarkan pada keindahannya yang tersebar di media sosial. Sehingga banyak orang yang datang untuk mengunjungi tempat yang viral tersebut. Dari keramaian itulah menimbulkan peningkatan terkait pencemaran, kerusakan tanaman, serta peningkatan limbah sebab itu, dengan adanya kehadiran dari komunitas-komunitas tertentu yang memiliki visi misi cinta pada lingkungan sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih aware sama lingkungan sekitarnya. Dengan kehadiran komunitas ini, diharapkan memberikan pengetahuan, ilmu, serta pembelajaran terkait kesadaran akan pentingnya ekosistem alam. Selain itu, orang-orang dari komunitas pecinta alam juga menjadi lebih berfungsi lagi dalam lingkungan sosial. Dimana lebih melakukan perubahan sosial kearah yang positif sehingga berdampak besar tidak hanya bagi ekosistem namun juga bagi lingkungan sosial PustakaPratama, C. D. 2020. Teori Perubahan Sosial Jenis-Jenis dan Contohnya. Dilansir dari Saat Wisata, Tapi Merusak Lingkungan. 2020. Dilansir dari A. 2020. Perubahan Sosial Arti dan Bentuknya. Dilansir dari 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Pariwisata yang tidak berkelanjutan dapat memiliki efek negatif yang signifikan terhadap lingkungan suatu daerah. Pariwisata biasanya dianggap sebagai anugerah bagi perekonomian suatu daerah. Pariwisata membawa kemakmuran ke wilayah tersebut dan menyediakan lapangan kerja bagi penduduk setempat di wilayah tersebut. Namun, ketika pariwisata menjadi tidak berkelanjutan di alam, itu dapat memiliki konsekuensi bencana pada lingkungan. Ketika industri pariwisata yang aktif di kawasan tersebut melintasi hambatan hukum dan etika untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, hal itu dapat menyebabkan degradasi besar-besaran terhadap lingkungan di daerah tersebut. Populasi manusia lokal, flora, dan fauna, sangat menderita karena pariwisata yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkelanjutan seperti itu. Beberapa cara di mana pariwisata berdampak buruk terhadap lingkungan telah disebutkan di bawah iniPariwisata Dan PolusiEfek Transportasi Turis Dalam Polusi UdaraPergerakan wisatawan dari rumah mereka ke tujuan wisata melibatkan transportasi melalui jalan, kereta api, atau udara, atau kombinasi dari moda transportasi ini. Ketika sejumlah besar wisatawan terlibat, itu selalu mengarah pada penggunaan yang lebih besar dari sistem transportasi. Kita semua sadar akan fakta bahwa emisi dari mobil dan pesawat terbang adalah salah satu penyebab terbesar polusi udara. Ketika sejumlah besar wisatawan menggunakan moda transportasi ini untuk mencapai daya tarik tertentu, itu mencemari udara baik lokal maupun global. Karena pesatnya pertumbuhan dalam pariwisata internasional, wisatawan sekarang menyumbang hampir 60% dari perjalanan udara. Di banyak tempat, bus atau kendaraan lain meninggalkan motornya berjalan untuk memastikan bahwa wisatawan kembali ke kendaraan ber-AC yang nyaman. Praktik semacam itu semakin mengotori Mengarah Ke Polusi KebisinganDestinasi turis sering mengalami polusi suara yang signifikan. Kendaraan turis yang memasuki dan meninggalkan daerah alami menciptakan banyak kebisingan. Kebisingan seperti itu adalah sumber kesusahan bagi satwa liar. Musik keras yang dimainkan oleh wisatawan di kawasan hutan juga mengganggu binatang yang tinggal di daerah tersebut. Seringkali, kebisingan yang dihasilkan oleh kegiatan wisata untuk jangka panjang mengubah pola aktivitas alami Tempat-Tempat Wisata Oleh Wisatawan yang Tidak Bertanggung JawabWisatawan yang tidak bertanggung jawab seringkali mengotori tempat-tempat wisata yang dikunjungi oleh mereka. Pembuangan limbah merupakan masalah besar di lingkungan alami. Menurut perkiraan, kapal pesiar di Karibia menghasilkan lebih dari ton limbah setiap tahun. Jika limbah dibuang secara tidak bertanggung jawab di laut, dapat menyebabkan kematian hewan laut. Bahkan Gunung Everest tidak bebas dari limbah yang dihasilkan manusia. Para trekker meninggalkan tabung oksigen, sampah, dan peralatan berkemah di gunung dan bukit. Beberapa jalur di Himalaya dan Andes dijuluki “Jejak kertas toilet” atau “Jejak Coca-Cola,” mengacu pada sampah yang tertinggal di jalur Yang Dihasilkan Di Tempat Wisata Mengontaminasi Lingkungan AlamiPembangunan fasilitas wisata yang merajalela seperti hotel, kafe, restoran, dll., Di daerah tanpa pengaturan yang tepat untuk pembuangan limbah yang aman, dapat mengakibatkan konsekuensi yang membahayakan. Air limbah yang membawa limbah dari daerah-daerah tersebut sering mencemari badan air di sekitarnya. Ini dapat menyebabkan eutrofikasi badan air dan hilangnya keseimbangan dalam ekosistem air. Polusi badan air dengan limbah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dan bahkan epidemi yang pada akhirnya dapat memusnahkan populasi besar flora dan fauna air dan juga berdampak buruk bagi kesehatan Dapat Merusak Estetika LingkunganFasilitas wisata yang dibangun untuk mendapatkan keuntungan tanpa khawatir tentang mengintegrasikan desain dengan fitur alami tempat itu dapat menyebabkan polusi estetika. Resor besar dengan desain berbeda dapat mendominasi pemandangan dan merusak keindahan alam suatu Dan Sumber Daya AlamKetika pariwisata didorong di daerah dengan sumber daya yang tidak memadai, itu akan berdampak negatif pada ekosistem daerah tersebut. Di daerah-daerah seperti itu, flora dan fauna lokal mungkin kehilangan sumber daya yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan mereka. Misalnya, air dalam volume besar dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, menjalankan hotel, kolam renang, memelihara lapangan golf, ini dapat menurunkan kualitas air dan mengurangi volume air yang tersedia untuk penduduk lokal , tumbuhan, dan hewan. Bukan hanya sumber daya air yang habis. Praktik yang tidak berkelanjutan oleh industri pariwisata juga dapat menekan sumber daya lain seperti makanan, energi, Dan Degradasi Fisik EkosistemSetiap ekosistem bekerja dengan keseimbangan alam yang halus. Setiap spesies dalam ekosistem memiliki peran spesifik untuk dimainkan dalam sistem. Namun, pariwisata sering mengganggu keseimbangan yang rapuh ini dan menciptakan bencana besar di ekosistem. Ketika industri pariwisata yang aktif di suatu daerah benar-benar berpikiran untung, ia sedikit memperhatikan kebutuhan alam. Misalnya, seringkali hotel dan resor dibangun secara ilegal sangat dekat dengan pantai atau di dalam kawasan inti hutan. Sepetak besar vegetasi alami perlu dibersihkan untuk memberikan ruang bagi resor atau hotel yang luas. Sebagai tempat wisata lama terdegradasi karena terlalu sering digunakan oleh wisatawan, tujuan mendatang’ yang lebih baru dengan lebih banyak orang menjadi favorit wisatawan berikutnya dan industri pariwisata. Situasi yang sama diulangi sekali lagi. Praktek-praktek yang tidak berkelanjutan oleh industri pariwisata dengan demikian dapat menyebabkan deforestasi, erosi pasir, kehilangan spesies, perubahan arus laut dan garis pantai, perusakan habitat, kegiatan seperti jalan-jalan alam dapat berbahaya bagi lingkungan jika wisatawan menginjak-injak vegetasi lokal selama perjalanan mereka. Menginjak-injak seperti itu dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan tanaman, kerusakan batang, berkurangnya regenerasi, dll. Turis yang memecah karang selama kegiatan snorkeling atau scuba diving juga dapat berkontribusi terhadap degradasi ekosistem. Pemanenan karang secara komersial untuk dijual kepada wisatawan juga menyebabkan kerusakan pada terumbu karang. Bahkan jangkar kapal pesiar ke terumbu karang dapat menurunkan sebagian besar terumbu.
Tujuan dari Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembaranganenelitian ini untuk mengetahui kondisi sam Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembaranganah yang berada di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani serta sikap dan perilaku pengunjung dan masyarakat yang bekerja sebagai porter dalam permasalahan sampah. Kemudian uvaya yang diberikan oleh pemerintah dna masyarakat dalam menangani permasalahan sampah yang menumpuk tersebut. penumpukan sampah berlebih yang terjadi dalam penelitian ini yaitu pada jalur pendakian Gunung Rinjani dikarenakan aktifitas wisatawan pada setiap tahunnya baik lokal maupun mancanegara sehingga dapat berpotensi meningkatkan timbulan sampah yang setiap tahunnya yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penilitan deskriptif kualitatif dengan mengungkapakan permaslahan yang terjadi dan su,ber data yang didapat berupa dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran jenis sampah, timbulan sampah dan volume sampah yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang terjadi di area Taman Nasional Gunung Rinjani. upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yang bekerja sebagai porter yaitu dengan menetapkan suatu kebijakan atau pertauran tentang kegiatan pendakian dengan membuat tempat pembuangan sampah akhir TPA. Keywords Kondisi lingkungan; kerusakan lingkungan; kondisi sampah di kawasan taman nasional; sikap dan perilaku; pengelolaan sampah Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat PembuanganSampah Sembarangan Studi Kasus Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara BaratKarina Yudi Rahayu 20160520085E-mail karinayudirahayu ABSTRAKTujuan dari Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani AkibatPembuangan Sampah Sembaranganenelitian ini untuk mengetahui kondisi sam Kerusakanlingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan SampahSembaranganah yang berada di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani serta sikapdan perilaku pengunjung dan masyarakat yang bekerja sebagai porter dalam permasalahansampah. Kemudian uvaya yang diberikan oleh pemerintah dna masyarakat dalam menanganipermasalahan sampah yang menumpuk tersebut. penumpukan sampah berlebih yang terjadidalam penelitian ini yaitu pada jalur pendakian Gunung Rinjani dikarenakan aktifitaswisatawan pada setiap tahunnya baik lokal maupun mancanegara sehingga dapat berpotensimeningkatkan timbulan sampah yang setiap tahunnya yang mengakibatkan kerusakanlingkungan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penilitan deskriptif kualitatif denganmengungkapakan permaslahan yang terjadi dan su,ber data yang didapat berupa penelitian menunjukan bahwa persebaran jenis sampah, timbulan sampah dan volumesampah yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang terjadi di areaTaman Nasional Gunung Rinjani. upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakatyang bekerja sebagai porter yaitu dengan menetapkan suatu kebijakan atau pertauran tentangkegiatan pendakian dengan membuat tempat pembuangan sampah akhir TPA. Keywords Kondisi lingkungan; kerusakan lingkungan; kondisi sampah di kawasan tamannasional; sikap dan perilaku; pengelolaan sampah LATAR BELAKANGMenurut para ahli pakar lingkungan, lingkungan hidup merupakan suatu kesatuanruang dengan semua alat, daya, keadaan, dan mahluk hidup yang termasuk didalamnyamanusia mempunyai perilaku yang berpengaruh besra pada perikehidupan dan kesejahteraanmanusia serta mahluk hiduplainnya. Karena antara manusia dengan mahluk hidup memilikihubungan timbal balik dimana apa bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan hidupnyabegitu pula sebaliknya bagaimana lingkungan hidup mempengaruhi manusia. Manusia danlingkungan hidup tidak dapat dipisahkan seperti yang tercantum di dalam Undang-undangtentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2009 Nugraha, Sutjahjo, & Amin, 2018Lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai kawasan konservasi dan kawasan lindungdengan bukti nyata yaitu sebagai taman nasional. Dalam pasal 1 Undang-undang No. 5 Tahun1990 ayat 14 menjelaskan tentang “Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnyabahwa Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistemyang masih asli dan terjaga serta dikelola dengan sistem zonasi secara ketat yangdimanfaatkan untuk tujuan riset, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjan budidaya danpariwisata” Indonesia, 1990Taman Nasioanl TN ditunjuk sebagai kriteria penetapan karena memiliki area yangdapat dipergunakan untuk memastikan kelangsungan proses ekologis secara alami. Kriteriatersebut untuk menetapkan Kawasan Taman Nasioanl mempunyai sumber daya alam yangunik dan tidak dapat ditemukan di tempat lain dalam bentuk flora, fauna dan ekosistemnyaserta pemandangan alamnya yang masih utuh dan alami untuk dikembangkan. TamanNasioanal sebagai wisata alam dapat dibagi emnjadi zona inti, zona pemanfaatan, zona hutandan zona lainnya karena pertimbangan pentingnya rehabilitas regional, ketergantunganpenduduk disekitar kawasan dan untuk mendukung upaya pelestarian alam hayati sumberdaya dan ekosistem disebut sebagai zona tersendiri Pulau Lombok memiliki begitu banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkanbahkan dikenal sebagai pulau wisata karena memiliki kekayaan alam yang begitu alam danutuh, tetapi akhir-akhir ini pulau Lombok sedang mengalami krisis sumber daya biologisyang semakin hari semakin rusak, terutama sumber daya hutan, sumber daya air yangterbatas, erosi dan kerusakan tanah, sedimntasi, abrasi di pantai serta kerusakan terumbukarang. Salah satu contohnya Kawasan Taman Nasional Gunung Rinajni . Kawasan Taman Nasional Gunng Rinjani merupakan salah satu wilayah yang masihalami dan utuh dalam mengangkat citra perekonomian di pulau Lombok. Keberadaan wilayahGunung rinjani merupakan sepertiga dari total luas pulau Lombok maka dari itu mengapakawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dapat dikatakan untuk memikul beban fungsisebagai sistem penyangga kehidupan di Pulau Lombok. Gunung rinjani memiliki beragamfungsi hutan Taman Nasional, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan Tahura.Landscape area Gunung Rinjani meliputi area dataran rendah hingga dataran tinggi padaketinggian lebih dari meter di atas permukaan laut. Keanekaragaman hayati yangdicakup sangat tinggi, mencakup berbagai jenis vegetasi hutan, termasuk vegetasi hutansabana, hutan hujan dataran rendah, dan hutan hujan pegunungan. Keragaman fungsi hutandan keanekaragaman hayati ini semakin menunjukkan bahwa wilayah Gunung Rinjani adalahsalah satu dari beberapa lokasi di Nusa Tenggara Barat yang mendukung ekosistem hutanhujan dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama untuk Pulau Nasional Gunung Rinjani terletak di area kawasan Gunung Rinjani yangsecara jelas ditetapkan sebagai conservation area. Maka dari itu Taman Nasional GunungRinjani sebagai kawasan pelestarian alam harus memiliki ekosistem yang asli dan utuhsebagai aspek pengawetan dan perlindungan, dikelola dengan sistem zonasi yangdimanfaatkan untuk riset, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, dan kegiatanwisata terbatas. Gunung Rinjani ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional berdasarkanSurat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan ha atau ha menurut tata batas. Instansi pengelolanya ditetapkan sebagai UnitPelaksana Teknis UPT pada tanggal 31 Maret 1997 dengan Surat Keputusan MenteriKehutanan No. 185/Kpts-VI/1997 Pristiyanto, 2005.Kawasan Taman Nasional Rinjani memiliki fungsi hutan yang tinggi, namunpermasalahan yang dihadapi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para pengunjung ataupendaki dikawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan menimbulkan dampak buruk yangbegitu besar. Dampak buruk tersebut merupakan sampah yang dibawa oleh para pendaki ataupara pengunjung di zona kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. kegiatan tersebut sudahmenjadi ritual bagi para pengunjung untuk menyisakan sampah atau membuang samvahsembarangan baik organik maupun non organik yang tentunya akan menimbulkan dampakburuk bagi ekosistem yang ada di kawasan tersebut. jika kita melihat bahwa sampah organikmudah untuk diolah atau diuraikan dapat menjadi pupuk bagi tumbuhan yang ada disekitarkawasan, namun bagaimana dengan sampah non-organik yang sulit di uraikan maupun diolah?. Hal ini tentu membuat sampah di area kawasan Taman Nasional Gunung Rinjanisemkain menumpuk dan memiliki dampak buruk bagi ekosistem seperti contoh gambar dibawah ini. Permasalahan Sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sumber 2016.Hasil survey dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 53 persenatau “setara dengan 250 ton sampah merupakan sampah plastik yang sulit terurai dan secarapermanen berpotensi mencemari ekosistem taman nasional. Pengunjung Taman NasionalGunung Rinjani tercatat sebanyak pendaki per tahun. Setiap tahunnya, sekitar 160, 24ton sampah dihasilkan di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Melihat dampak yangdiberikan ada gambar di atas, sudah begitu nyata bahwa tidak ada yang peduli bahwamendukung terhadap pelestarian lingkungan hidup. Dalam undang-undang no 32 tahun 2009tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa setiap orangberkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta mencegah dan menanggulangipencemaran dan perusakan. Tetapi kenyataan lingkungan hidup hanya di manfaatkan namuntidak dilestarikan atau dijaga” Penulis membuat penelitian ini untuk menganalisis bagaimana kegiatan merusak yangdilakukan oleh manusia dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi lingkungan hidup sertaekosistem yang ada di Taman Nasioanl Gunung Rinjani dampak juga pada manusia itusendiri karena akan menurun nya jumlah wisatawan yang datang disana yang berdampakpada terganggunya kegiatan ekonomi yang ada pada masyarakat. RUMUAN MASALAHUpaya apakah yang dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam menanganipermasalahan sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani tersebut? LITERATUR REVIEWNo1 Limbong & Soetomo,2014DampakPerkembanganPariwisata TerhadapLingkungan TamanNasionalKarimunjawaDalam penelitian ini membahas mengenai perkembangan periwisataterhadap lingkungan taman nasional karimunjawa memberikandampak yangpositif yaitu menaikkan perekonomian masyrakatkarena banyak investor yang menamkan modal untuk membangunusaha, namun sisi negatifnya terjadi kerusakan lingkungan yaituberkurangnya air bersih karena tida ada lagi lahan terbuka Noviati Sadikin,Mulatsih, PramudyaNoorachmat, & SusiloArifin, 2017 Analisis Willingness-To-Pay PadaEkowisata TamanNasional GunungRinjaniDalam peneletian ini membahas mengenai kepedulian wisatan baikloal maupun mancanegara untuk melestarikan lingkungan melaluisumbangan dana karen kerusakan lingkungan keadaan hutan dan airbersih akibat kurangnya kesadaran wisatawan yang berkunjung ketaman nasional Gunung Rinjani dalam melestarikan Uar, Murti, &Hadisusanto, 2016Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia pada Ekosistem Terumbu KarangPenelitian ini membahas kerusakan lingkungan yang diakibatkan olehaktivitas manusia pada ekosistem terumbu karang di kesadaran dari manusia untuk melestarikankeanekaragaman jenis biota yang ada pada terumbu karang dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yangmenyebabkan kerusakan pada terumbu karang yaitu kegiatan manusiaitu sendiri yang tidak dapat Yudhistira, Hidayat,& Hadiyarto, 2017Kajian DampakKerusakan LingkunganAkibat KegiatanPenambangan Pasir diDesa KeningarDaerah KawasanPenelitian ini membahas mengenai kegiatan penambangan pasir didaerah kawasan Gunung Merapi yang berdampak pada kerusakanlingkungan karena kegiatan penambangan pasir itu sendiri dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatakan Pendapatan AsliDaerah PAD. Kerusakan lingkungan tersebut diakibatkan karenakegiatan penambangan yang dilakukan secara terus menerus dantidak adanya upaya untuk memperbaiki lahan yang rusak dan Gunung Merapi pengelolaan lokasi Yulida, Sarto, &Suwarni, 2016Perilaku masyarakatdalam membuangsampah di aliransungai batangbakarek-karek KotaPadang PanjangSumatera BaratDalam penelitian ini membahas analisis perilaku yang tinggal disekitar sungai batang bakarek-karek dalam membuang sampahmereka, yang melipti, pengetahuan, sikap, infrastruktur danimplementasi kebijakan pemerintah padang panjang Sumatera dari penelitian ini bahwa semua variabel yang diteliti secaraseignifikan terkait dengan perilaku orang dalam membuang limbahmereka, termasuk pengetahuan, sikap, infrastruktur dan A. Darmawan, 2014Perilaku Masyarakatdalam MengelolaSampah di Kota BimaNusa Tenggara BaratDalam penelitian ini membahas mengenai kerusakan lingkunganyang terjadi akibat sampah sudah tidak terjadi di kawasan perkotaannamun di kawasan daaerahpun terjadi timbulan sampah danmengakibatkan banjir. Hasil penelitian menunjukan perilakumasyarakat dalam membuang sampah sembarangan dan solusi yangdilakukan dengan cara membuangnya atau menghanyutkannya kesungai. Perilaku tersebut yang membuat timbulan sampah dan tidakada sanksi yang Adack Jessy, 2013Dampak PencemaranLimbah Pabrik TahuTerhadap LingkunganHidupPenelitian ini membahas mengani pencemaran lingkungan hidupakibat limbah tahu pabrik dan menyebabkan kualitas air bersihmenurun. kegiatan limbah tahu pabrik ini dapat mengancamkesehatan manusia karena bahan ber berbahaya yang dibuang keperairan salah satunya limbah berbahaya dan B. Darmawan &Mardiatno, 2015“Analisis KerusakanTerumbu KarangAkibat Sampah diPulau Panggang,Kabupaten KepulauanSeribu”Dalam “penelitian ini membahas mengenai Terumbu karangmerupakan potensi pariwisata bagi pulau kecil namun menjaditerancam karena keberadaan sampah khususnya di Pulau dari penelitian ini menunjukan bahwa 71,9 % terumbu karangrusak akibat sampah yang disebabkan oleh aktivitas manusia dankurangnya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikanlingkungan. 9 Darmawi, 2017Potensi TimbulanSampah Pada ObjekPariwisata PantaiPenelitian ini membahas mengenai pantai merupakan keindahan alamyang banyak manfaatnya untuk mahluk hidup, namun padakenyataannya kerusakan lingkungan sangat banyak terjadi dilingkungan pantai. Contoh permasalahnya yaitu sampah. Banyaknyakegiatan manusia yang menghasilkan sampah namun kurangnyakesadaran untuk menangani permasalahan sampah tersebut. hasilpenelitian menunjukan bahwa pencemaran lingkungan yang terjadi dipantai 97% disebabkan oleh sampah organik dan sisa limbah Indrawati, 2011Upaya PengendalianPencemaran Sungaiyang diakibatkan olehsampahDalam penelitian ini membahas mengenai menurunnya kondisiperairan sungan di wilayah DKI Jakarta yang disebabkan olehsampah. Banyaknya timbulan sampah namun tidak adanya polatindak, pola sikap dan pola pikir dalam menangani timbulan sampahyang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidakadanya upaya dan kesadaran dari masyarakat sekitar dalam menjagalingkungannya serta kurangnya penegakan hukum paga parapelanggar pencemaran penelitian-penelitian yang dilakukan di atas, terdapat perbedaan dneganpenelitian Kerusakan lingkungan Pariwisata Di Taman Nasioanal Gunung Rinjani AkibatPembuangan Sampah Sembarangan Studi Kasus Desa Sembalun, Lombok Timur, NusaTenggara Barat. Terdapat beberapa perbedaan diantaranya yaitu loasi penelitian yang beradadi kawasan pariwisata, kondisi sosial budaya masyarakat di Desa Sembalun yang masihsangat tradisional dalam mengelola sampah, pengaruh wisatawan terhadap pengelolaansampah, serta melakukan upaya yang strategis dalam menangani masalah pengelolaansampah di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. KERANGKA TEORI1. Kerusakan LingkunganSetiap manusia tentunya menginginkan lingkungan yang indah, bersih dansehat. Tetapi itu semua tidak muncul begitu saja dan tidak mudah di bentuk apabilakita sebagai manusia tidak mempunyai komitmen dan pehamaman dalammelestarikan atau menjaga lingkungan upaya yang dilakukan untukmenjaga lingkungan baik dari masyarakat maupun pemerintahan. Tetapi upayatersebut kebanyakan hanya dalam bentuk slogan saja yang pada zaman ini manusiatidak memperdulikan akan slogan tersebut dan upaya tersebut tidak pernah dilakukandalam bentuk yang serius. Selain itu berbagai upaya lainnya sudah dilakukanpemerintah selain slogan, namun tanpa dukungan dan kesadaran dari manusia itusendiri tidak akan dengan mudahnya terwujud lingkungan ynag sehat, bersih danindah, karena upaya untuk melestarikan dan menjaga lingkungan ini harus dilaukansecara bersama-sama baik masyarakat maupun yang semakinwatu semakin rusak atau kualitas lingkungan semakin menurun merupakan cerminanbahwa masyarakat tidak perduli pada lingkungan sekitar. Lingkungan yang rusakkebanyakan terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, contohnya lingkungan tercemarakibat berbagai bahan buangan sampah/limbah, baik limbah industri maupun limbahrumah Tobing 2005 tingkat pencemaran lingkungan dari waktu ke waktudipicu oleh banyak hal salah satunya semakin banyaknya populasi manusia sehinggajumlah sampah yang dibuang manusia terhadap lingkunganpunmemicu kerusakan lingkungan tersebut yaitu kurangnya kesadaran untuk membuangsampah pada tempatnya, kurangnya kemauan dalam mengelola sampah dan lebihmengabaikannya karena sampah dianggap sesuatu yang kotor dan harus di buang dankurang memadainya lokasi pembuangan sampah. Berbagai penyebab tersebut yangmembuat kualitas lingkungan yang sehat, bersih dan indah menjadi menurun danberdampak negatif untuk mahluk Undang-undang No 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PPLH menjelaskan bahwa upayasistematis dan terpadu yang dilkukan guna untuk melestarikan fugsi lingkungan hidupdan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakanhukum. Kemudian dalam Bab X bagian 3 pasal 69 menjelaskan mengenai larang-larangan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang disertai dengansanksi yang tegas dan jelas. “2. Pariwisata Menurut Muljadi dan Nurhayati 2002, “pariwisata adalah perjalananyang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya yang bersifat sementara, dandilukan baik perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencarikeseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,budaya, alam dan ilmu. Pariwisata harus memnuhi empat kriteria yaitua. Perjalanan dilakukan dari suatu tepat ke tempat lainnya di luar tempat tingaldimana orang tersebut biasa Perjalanan yang dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang, tanpa mencarinafkah atau penghasilan di negara maupun kota dan wilayah yang Uang yang digunakan untuk transaksi harus dibawa dari negara asalnya dimanaorang tersebut tinggal dan bukan uang yang diperoleh dari hasil perjalanan wisatayang Waktu perjalanan yang dilakukan minimal 24 jam atau lebih dengan aturan yangtelah di tetapkan oleh masing-masing negara.”Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai definisipariwisata. Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ketempat lainnya, perjalanan itu dikaitkan dengan orang-oramg yang melakukanperjalanan wisata semata-mata sebagai engunjung tempat wisata tersebut Riyanto,mardiyono, 2013. 3. Permasalahan SampahMenurut definisi World Health Organizatition WHO sampah adalah“sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yangdibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan mengenai pengelolaan sampah Nomor 18 taun 2008 menjelaskanbahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alamyang berbentuk padat” Tobing, 2005.“Juli Soemirat 1994 berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidakdikehendaki oleh yang miliki dan bersifat padat. Para ahli kesehatan masyaratAmerika membuat btasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidakdipakai, tidak diinginkan, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari penjelasan tersebut jelas sampahmerupakan hasil dari kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna atautidak diinginkan. Dengan demikian sampah mengandung prinsip yaitua. Adanya sesuatu benda atau bahan padat yang susah terurai.”b. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi Purwaningrum, 2018. METODE PENELITIANDalam peneltian ini menggunakan jenis metode peneltian deskriptif Mukhtar 2013 10 metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metodeyang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian padasatu waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahi bagaimana keadaanlingkungan yang rusak akibat dari pembuangan sampah sembarangan yang berasal darikegiatan manusia dan upaya yang dilakukan dalam menangani permasalahan sampah yangsedang terjadi. Penelitian ini menggunakan dua jenis data untuk mendapatkan data daninformasi dalam melengkapi peneletian ini, yaitu data primer dan data sekunder. MenurutUma Sekaran 2011 data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperolehdari tangan pertama. Data sekunder menurut Arikunto 2010 adalah data penunjang dari dataprimer berupa dokumentasi dan orang analisis menurut Zulganef 2008 adalah sumber informasi mengenai variabelyang akan di olah dalam penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi, yaituBalai Taman Nasional Gunung Rinjani BTNGR sselaku instansi pemerintahan dalampengelolaan sampah di Taman Nasional Gunung Rinjani. Penelitian ini dilakukan di kawasanTaman Nasional Gunung Rinjani Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara melengkapi informasi dan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulandata dengan cara dokumentasi dan untuk analisa data dalam penelitian yaitu menurut teoriMoleong 2004280-281 adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalamkategori, pola dam satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASANGunung Rinjani merupakan destinasi pariwisata yang paing banyak peminatnyadan seperti magnet pariwisata yng menarik sekian banyak orang ke puncak dan sekitarnya,setiap tahunnya sebanyak orang dengan rincian merupakan wisatawan asingdan merupakan wisatawan domestik. Gunung Rinjani memiliki pesona dan daya tarikyang mamp memikat para wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk melakukankegiatan pendakian. Namun dengan banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung tentunyamenimbulkan dampak yang besar bagi kawasan Gunung Rinjani, contoh dampak tersebutyaitu sampah. Saat ini permasalahan yang sedang dihadapi baik pemerintah maupunmasyarakat sekitar yaitu permasalahan sampah yang timbul dan semakin menupuk di arealkawasan Gunung Rinjani. Hasil survey dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanansebanyak 53 persen atau setara dengan “250 ton sampah merupakan sampah plastik yang sulitterurai dan secara permanen berpotensi mencemari ekosistem taman nasional. Pengelolaanlingkungan dalam suatu kawasan khususnya kawasan taman nasional memiliki peran yangsangat penting dalam upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan.” Peran pemeirntah atauinstansi yang terkait, pengunjung serta masyarakat lokal menjadi faktor penentu tingkatkeberhasilan upaya pengelolaan lingkungan khusunya pengelolaan lingkungan sampah untukmenjaga kealamian dan kelestarian serta fungsi terhadap kawasan Taman Nasional GunungRinjani. pengaturan yang mengatur mengenai pengelolaan sampah telah tercantum dalam“Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah danPeraturan Pemerintah Republik Indonesia No 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan SampahRumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, namun kenyataannya masih banyakterdapat bentu kelalaian berupa kurangnya upaya pengelolaan yang dilakukan oleh instansiterkait dan kurangnya kesadaran para pendai untuk membawa kembali sampah hasil kegiatanpendakian.”Melihat fenomena sampah yang tejadi di kawasan pendakian Taman Nasional Gunungrinjani yang semakin lama semakin menumpuk dan tidak adanya kesadaran bagi wisatawanuntuk melestarikan lingkungan pemprov NTB membentuk sebuah instansi untuk menanganipermasalahan sampah yang terjadi agar mengurangi terjadi kerusakan lingkungan yangdiakibat oleh sampah bai sampah organik maupun anorganik yang dihasilan dari kegiatanpendakian wisatawan setiap tahunnya. Instansi tersebut adalah Balai Taman Nasional GunungRinjani BTNGR yang dibantu dengan bantuan masyarakat sekitar atau porter untukmenyelesaikan permasalahan sampah tersebut. BTNGR yang dibantu oleh masyarakat mengajak pengunjung menerapkan pengelolaan sampah berupa tempat pengumpulan sampahsisa hasil kegiatan pendakian menggunakan trashbag yang nantinya akan dikumpulkanmenjadi satu tempat yang berada di kantor Resot Sembalun. Gambar di atas merupakan contoh gambaran yang upaya yang dilakukan oleh BTNGRdengan masyarakat porter dan pengunjung dalam mengatsi permasalahan sampah yang terjadi di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Namun selain cara di atas denganmenggunakan trashbag, masyarakat yang bekerja sebagai porter memiliki cara tersendiridalam mengelola sampah yang menimbun yaitu dengan membakar sampah hasil pendakian disetiap pos pendakian dan juga beberapa tour leader yang menerapkan aturan mengenai bagisetiap masyarakat porternya wajib membawa sampah turun yang nantinya akan diberikanbonus tip jika berat sampah melebihi 1 Kg. Perbedaan yang paling terlihat adalah persepsidari berbagai pihak dalam mengelola sampah untuk melestarikan lingkungan yang telahberlangsung di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani khususnya bagi para pendakimelalui resort sembalun. Sebelum terlaksananya kegiatan tersebut terjadi perbedaan argumen antara pihakBalai Taman Naisonal Gunung Rinjani dengan pengunjung dan masyarakat porter yaitumenurut Balai Taman Nasional Gunung Rinjani selaku pihak pengelola sampah beranggapanbahwa para pengunjung lokal dan masyarkat porter merupakan faktor utama dari besarnyatimbulan sampah yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, hal inimerupakan kurangnya kesadaran dari pengunjung atau wisatawan dan masyarakat dalammengelola samvah yang menyebabkan sampah di kawasan tersebut semakin lama semakinberlebih. Selain melakukan tindakan langsung. Balai Taman Nasional Gunung Rinjaniseringkali melakukan sosiaisasi mengenai pengelolaan sampah kepada pengunjung danmasyarakat, tetapi al tersebut di dilaksanakan atau tidak dihiraukan. Seringkali terjadiperbedaan argumentasi antara pihak BTNGR dan masyarakat atau menurut pengunjung Taman Nasional Gunung Rinjani memberikanpandangan bahwa pengelolaan sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yangsemakin lama semkain berlebih disebabkan oleh kurangnya tindakan tegas dari Balai TamanNasional Gunung Rinjanidalam mengelola sampah atau kepada pelaku pembuang itu BTNGR seharusnya memberalkukan pembatasan jumlah pendaki per harinya sertaperaturan sistem buka tutup jalur pada saat musim libur karena waktu terbanyak orangberkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu pada saat musim libur dan selalumenambah kuota timbulan sampah yang telah ada. Pihak masyarakat didampingi tour leadermeberikan tanggapan bahwa yang dilakukan oleh pihak BTNGR adalah hal yang sia-sia, haltersebut dikatakan tidak efisien. Pihak masyaraat mengatakan dana operasional yangdiberikan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK terhadap BTNGRsetiap tahunnya dan tidak dimanfaatkan dnegan baik untuk pengelolaan sampah di kawasantersebut, selain itu masyarakat memberikan solusi bahwa sebaiknya pihak BTNGR membuat Tempat Pembuangan Akhir TPA yang nantinya dapat dikelola oleh pihak BTNGR danmasyarakat sekitar di Desa Sembalun. KESIMPULANBerdasarkan penjalasan di atas mengenai Kerusakan lingkungan Pariwisata Di TamanNasioanal Gunung Rinjani Akibat Pembuangan Sampah Sembarangan Studi Kasus DesaSembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat maka dapat diambil kesimpulan bahwakerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terjadi akibatkegiatan pendakian yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan baik lokal maupunmancanegara. Kegiatan tersebut merupakan kebiasaan dari pengunjung untu membuangsampah sembarang tanpa ada kesadaran akan lingkungan. Persantase persebaran jenis sampahTaman Nasional Gunung Rinjani meliputi sampah organik dan sampah sampah yang dilakukan oleh masyarakat dan instasi pemerintah yaitu BalaiTaman Nasional Gunung Rinjani BTNGR saat ini dnegan melakukan pembakaran sampah,pengumpulan sampah di setiap pos pendakian serta pengangkutan sampah dari pos pendakianmenuju kantor TNGR Resort Sembalun. Sebelumnya kerusakan lingkungan akibatpersebaran sampah yang terjadi karena tidak adanya pengelolaan lebih lanjut dan sanksi yangtegas terhadap sampah yang mengakibatkan menumpuknya timbulan sampah yang sewaktu-waktu dapat mencemari lingkungan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. DAFTAR PUSTAKAAdack Jessy. 2013. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PABRIK TAHU TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP1. JURNAL LEX A. 2014. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah di Kota Bima Nusa Tenggara Barat. JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA. B., & Mardiatno, D. 2015. ANALISIS KERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT SAMPAH DI PULAU PANGGANG, KABUPATEN KEPULAUAN Bumi A. 2017. POTENSI TIMBULAN SAMPAH PADA OBJEK PARIWISATA PANTAI. Jurnal Penelitian Teknologi Industri. P. R. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. D. 2011. Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang diakibatkan oleh sampah. F., & Soetomo, S. 2014. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Taman Nasional Karimunjawa. Jurnall Sadikin, P., Mulatsih, S., Pramudya Noorachmat, B., & Susilo Arifin, H. 2017. ANALISIS WILLINGNESS-TO-PAY PADA EKOWISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. A., Sutjahjo, S. H., & Amin, A. A. 2018. Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Journal of Natural Resources and Environmental Management, 81, 7–14. P. 2018. UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH PLASTIK DI LINGKUNGAN. INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY. mardiyono, safira ryalita primadany. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk . Administrasi I. S. L. 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Makalah Pada Lokakarya “Aspek Lingkungan Dan Legalitas Pembuangan Sampah Serta Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos” Kerjasama Univ Nasional & Dikmenti DKI. N. D., Murti, S. H., & Hadisusanto, S. 2016. KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG. Majalah Geografi Indonesia. Y., Hidayat, W. K., & Hadiyarto, A. 2017. KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DI DESA KENINGAR DAERAH KAWASAN GUNUNG MERAPI. Jurnal Ilmu Lingkungan. N., Sarto, S., & Suwarni, A. 2016. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah dialiran sungai batang bakarek-karek Kota Padang Panjang Sumatera Barat. Journal of Community Medicine and Public 2016, 27 Oktober. Banjir Sampah, Provinsi NTB Bentuk Tim Bersih-bersihGunung Rinjani. Dikutip 5 Mei 2019 dari ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
lingkungan masyarakat yang dapat merusak citra pariwisata nasional